Oktober 15, 2012

Pada Waktunya



Reff:
Ada waktu untuk menangis.
tuk tertawa, tuk bertahan saja
ada waktu untuk menungu, tuk percaya
bahwa semua akan indah pada waktunya...

Sepenggal lirik lagu "Pada Waktunya" Ivan Handojo, lagu yang mampu membuat sore saya hari ini terasa damai
Saat saya mulai belajar berdamai dengan hati. Berhenti bertanya mengapa ini terjadi, mengapa itu terjadi dalam hidup saya, mengapa kehidupan cinta saya terasa remang-remang. Mengapa saya lebih banyak bertemu "badboys" yang berujung patah hati ataupun ketika bertemu yang baik jalan kami tidak mudah. 
Mungkin saya harus berhenti bertanya apa yang tidak saya punya, tetapi mensyukuri apa yang sudah ada.
Dan seperti yang Ivan Handojo katakan dalam lagunya bahwa semua akan indah pada waktunya.. :)


Oktober 14, 2012

Kuingin Bunda Bernyanyi Lagi


Lama tak kudengar nyanyian bunda
yang biasa disenandungkan 
memberi warna setiap pagi
menyemarakkan setiap langkah

Lama tak kulihat bibir itu bergerak
menyanyikan lagu-lagu
menghibur hati

Ada apa dengan bunda?
Mengapa tak ada nyanyian itu lagi
Kutahu bunda sedang berduka
Pelita hatinya telah pergi

Tak tahu berapa lama waktu
yang diperlukan untuk menyembuhkan lukanya
Mungkin setahun atau mungkin lebih lama dari itu

Hanya satu doaku
Kuharap Tuhan mendengarnya
Kurindu nyanyian bunda
Kuingin bunda bernyanyi lagi


*ps :
Puisi ini saya buat sepuluh tahun yang lalu, sebagai hadiah ulang tahun ke-43 untuk mama saya. kebetulan hari ulang tahun saya dan mama hanya selisih 1 hari. Mama mempunyai hobi menyanyi. Dulu, hampir setiap malam minggu mama akan berkaraoke di rumah, tidak hanya itu, mama juga sering bernyanyi bahkan saat memasak di dapur sekalipun.

Ketika papa meninggal, suara mama seperti hilang. Mama tidak pernah bernyanyi lagi, bahkan alat karaoke di rumah pun dibiarkan berdebu. Waktu saya tanyai, mama hanya berkata bahwa rasanya berat untuk menyanyi lagi semenjak kepergian papa mama seperti kehilangan separuh dunianya. Kuat dan tegar hanya demi kami anak-anak.

Bertahun-tahun setelah itu, mungkin baru sekitar 2-3 tahun terakhir, saya kembali mendengar nyanyian keluar dari bibir mama. :)

Cerita Tentang Ulang Tahun




Setelah sekian lama berhibernasi, akhirnyaaa #ngeblogramerame kembali lagi. Kali ini temanya adalah tentang ulang tahun. Bercerita tentang ulang tahun, selalu membuat saya tersenyum karena begitu banyak kenangan manis yang saya miliki. Dalam keluarga kami, ada semacam tradisi pada saat salah satu anggota keluarga berulangtahun. Tidak setiap ulang tahun harus dirayakan dengan pesta mewah dan mengundang banyak kenalan, tetapi yang pasti tidak terlewat adalah nasi kuning lengkap dengan segala lauk pauknya mulai dari ayam goreng, abon, telur dadar yang diiris tipis-tipis, kacang, dan timun (laaah malah bikin lapar :p) dan kue ulang tahun. Jangan salah semua itu adalah hasil karya mama saya tercinta, bukan buatan catering ataupun toko roti :).

Biasanya, sehari sebelumnya mama sudah berbelanja segala keperluan untuk membuat nasi kuning dan kue ulang tahun. Kemudian malamnya, mama akan mulai menyiapkan dan membuat kue, untuk kue ini pun mama tidak tanggung-tanggung, dihias rapi dengan tema berbeda-beda setiap tahunnya sesuai dengan permintaan saya. Tema kue ulang tahun yang saya minta biasanya tidak jauh dari putri-putrian seperti barbie, istana, kadang juga boneka. Mama mengerjakan kue ulang tahun ini kadang hingga larut malam agar besok paginya, saat saya terbangun, kue telah siap. Di pagi harinya  sudah terhidang nasi kuning lengkap dan kue ulang tahun di meja makan. Papa memimpin doa, mengucapkan selamat ulang tahun kepada saya, lalu kami menyantap masakan yang disiapkan mama. Sederhana tapi berkesan :).

Setiap tahun selalu begitu, tapi kadang ada waktunya ulang tahun saya dipestakan dengan mengundang teman, saudara, dan tetangga serta handai taulan. Seingat saya, ada sekitar 4-5 kali ulang tahun saya dipestakan, saat saya umur 5 tahun, 12 tahun (saat kelas 6SD sekaligus juga pesta perpisahan sebelum melanjutkan ke bangku SMP) dan 15 tahun (ini saat kelas 3 SMP, perpisahan sebelum masuk SMA).

Namun, jika ditanya kapan ulang tahun yang paling berkesan dan meninggalkan kenangan mendalam. Saya akan menjawab ulang tahun ke -17. Seperti anak ABG  di Indonesia pada umumnya, usia 17 itu adalah usia sakral. Di usia itu saya bukanlah anak-anak lagi dan sudah memiliki beberapa hak-hak istimewa sebagai warga negara, seperti diperbolehkan untuk membuat SIM, punya KTP, dan mengikuti PEMILU. Bagi kebanyakan remaja, transisi ini dirayakan dengan menyelenggarakan pesta ulang tahun. Begitupun saya saat itu, apalagi saya sudah menerima beberapa undangan ulang tahun sweet seventeen teman-teman sekolah. Tentu saja saya ingin pesta ulang tahun saya tidak hanya berkesan bagi saya tetapi juga bagi teman-teman yang saya undang. Sebulan sebelum hari H, saya telah sibuk memesan tempat, sebuah kafe di jalan Gajahmada (kalau sekarang sih kafenya sudah tutup ;p), tidak lupa juga memesan menu makanan, membuat daftar undangan termasuk gebetan :p, juga menyiapkan para pendukung acara.

Harusnya itu akan menjadi pesta yang meriah.

Tapi ternyata, Tuhan berkendak lain, 19 April 2002, kurang lebih dua minggu sebelum hari ulang tahun, papa tersayang dipanggil oleh Tuhan Yang Maha Kuasa untuk selamanya. Masih lekat di ingatan, dua hari sebelum papa meninggal, tepatnya pada malam minggu, saat kami jalan-jalan bersama, papa bertanya "Mau kado apa apa buat ulang tahun?" "Ri hanya mau papa sehat dan bisa menemani ri pas ulang tahun." jawab saya pada waktu itu. Itulah pembicaraan terakhir saya dengan papa...

Tidak ada pesta mewah, tidak ada acara luar biasa, bahkan juga tidak ada nasi kuning dan kue ulang tahun seperti biasanya. Di usia ke-17 saya kehilangan orang yang paling saya sayangi. Dan karena itu, saya juga harus belajar untuk menjadi dewasa dan kuat terutama bagi mama dan adik saya. Ya, kami semua merasa kehilangan. Saya, yang dulunya adalah anak papa yang manja, kemana-mana selalu diantar papa ataupun sopir kantor, tidak pernah naik kendaaraan umum, tidak bisa mengendarai motor (papa saya terlalu khawatir sehingga menjaga saya terlalu hati-hati seperti porselen :p), akhirnya harus belajar mandiri dan tidak banyak mengeluh.

Sepuluh tahun setelah peristiwa itu, berarti juga ada sepuluh ulang tahun yang saya lalui. Berbagai peristiwa baik pahit maupun manis silih bergati saya alami. Ketika akhirnya saya menjadi dokter seperti impian dan angan-angan papa, mendapat pekerjaan seperti keinginan saya, tapi di sisi lain, tahun ini tepatnya pada tanggal 28 Juli 2012, saya juga harus menghadapi peristiwa pahit saat mama tersayang dipanggil oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.

Itulah hidup, pahit dan manis. Sekarang yang bisa saya lakukan adalah bersyukur untuk setiap hari yang diberikan Tuhan untuk saya. Meyakini bahwa apapun yang terjadi pada saya itu karena Tuhan begitu sayang pada saya.

Dan saya pun selalu menganggap bahwa ulang tahun itu adalah hal yang istimewa karena itu artinya saya masih diberi kesempatan untuk berbuat hal-hal yang bermanfaat dan juga menunjukkan rasa sayang serta membahagiakan keluarga, sahabat, teman dan lingkungan sekitar saya :)




Tentang Cinta


Tentang cinta itu telah kututurkan pada langit
bahkan bintang-bintang pun telah kutaburi..

Tentang cinta itu telah kuminta angin
tuk membawanya padamu..

Tentang cinta itu telah kuminta semesta raya
tuk menyanyikannya..

Tentang cinta itu kuingin kau segera melantunkannya
sebelum lelah mematikan segalanya..

Oktober 11, 2012


aku menemukan buku harian merah muda
yang tersimpan di antara tumpukan buku lama
disana tertulis sebuah nama...

Dia...
Pria yang membuat hatiku bagai roller coaster di taman ria
Naik dan turun tanpa henti membuatku lelah...

Mencipta bahagia luar biasa di suatu hari,
lalu sedih setengah mati di lain hari,
Hari ini datang membawa sekotak cokelat bentuk hati
Besok seenak hati membatalkan janji...

Lama-lama aku mulai letih,
Dia datang dan pergi sesuka hati
Dia anggap apa aku ini?
Sebuah halte tempat sejenak berhenti?

Kemudian dia benar-benar pergi
pindah berlalu ke lain hati
Kisah tentangnya tak pernah kutulis lagi
aku melanjutkan hidupku kembali

Dan kini,
setelah tahun berganti,
setelah aneka kisah datang dan pergi
aku tahu dia masih di sini
bersembunyi di sudut hati
dan sepertinya enggan pergi

Menikah itu....


Bermula dari membaca twit berseri @outstandjing tadi malam yang bercerita tentang perjalanan dan perjuangannya dari melamar sang kekasih hingga mempersiapkan acara pernikahan mereka -selamaaaat ya buat kalian berdua :)-. Meskipun sebenarnya saya sama sekali tidak mengenal, baik @outstandjing maupun sang istri, namun dari membaca twitnya saja sudah cukup membuat saya merasa terharu dan brebes mili (aaah, saya memang paling cengeng dalam urusan beginian :p).

Dari twit-twit @outstandjing saya pun mengambil kesimpulan (ini sih versi saya yaaaa :p)

Menikah itu sebenarnya hanya butuh dua hal NIAT dan YAKIN. Dan juga pasangan tentu sajaaaaa. Ini hal wajib.nikah itu kan berdua lah ya. kalau belum ada yang bisa diajak nikah ya, ga bisa juga  (itu jelas ri :p).
Jadi, kembali ke dua hal tadi, ketika kita sudah bertemu dengan orang yang tepat, seseorang yang membuat kita yakin akan menghabiskan masa tua bersama, yang dalam dirinya kita temukan kenyamanan dan rasa hangat sampai akhirnya kita berani untuk mengatakan "orang seperti inilah yang aku inginkan untuk menjadi ayah ataupun ibu dari anak-anakku ". Tentu saja ini akan membuat kita berani melangkah ke tahap selanjutnya yaitu pernikahan.

Ketika keyakinan itu ada, segala macam rintangan, hujan badai, ataupun angin kencang yang menghadang pun akan berusaha untuk dihadapi. Apabila restu kedua orang tua telah diperoleh, yang sering menjadi ganjalan untuk melangkah ke tahap selanjutnya adalah FINANSIAL (ini sih lebih seringnya di sisi pria). Mungkin karena merasa nantinya akan menjadi kepala keluarga yang bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan keluarganya membuat para pria begitu berhati-hati (malah mungkin terlalu berhati-hati dan amat sangat penuh pertimbangan untuk memutuskan masuk ke dalam tahap ini). Para pria sering merasa belum mapan sehingga akhirnya mereka tidak kunjung berani untuk melangkah..

Nah, sekarang yang jadi pertanyaan apa sih yang sebenarnya menjadi ukuran kemapanan itu? (jawablah hai para pria, karena kami para wanita sangat ingin tahu ;p)

Apakah mapan itu artinya punya penghasilan di atas sepuluh juta sebulan?
Apakah mapan itu artinya punya jabatan sebagai manajer?
Apakah mapan itu artinya sudah bisa punya rumah pribadi, kendaraan pribadi, dan segala hal-hal pribadi lainnya?

Ah, para pria seandainya kalian tahu, kebanyakan dari kami tidak menuntut banyak. Tidak perlu harta berlimpah untuk mengajak kami menikah. Bukannya kami tidak mau hidup mewah, melainkan kami tahu segala sesuatu tidak ada instan. Semuanya perlu perjuangan dan itu tidak harus kalian perjuangkan sendirian. Kita bisa memperjuangkannya bersama. Bukankah itu sebenarnya arti menikah. Saling berbagi suka dan duka?

Wanita juga bisa memilih pria seperti apa yang akan mengisi masa depannya. Pekerja keras, bertanggung jawab, cerdas, akan dipilih walaupun dia berasal dari keluarga sederhana. :) ( yaaa, sebagian besar sih akan memilih yang seperti itu yaaa,walaupun tidak menutup kemungkinan ada yang lebih memilih pria dengan warisan berlimpah :D). kecuali sih ada paket lengkapnya, pekerja keras juga berasal dari keluarga kaya (hihihihi becanda ;p)

Satu hal lagi, orang tua hanya ingin yang terbaik bagi anaknya terutama anak gadisnya. Mereka hanya tak ingin anak gadisnya jatuh ke tangan yang salah yang pada akhirnya membuat mereka tidak bahagia. Hal ini lah yang membuat para orang tua begitu selektif ketika memilih pasangan untuk anak gadisnya. Mereka perlu diyakinkan kalau anak gadisnya akan bersama orang yang tepat, yang akan menjaga dengan sepenuh hati, baik lahir maupun batin :)

Makin lama, saya makin seperti ustad Felix Siauw atau Mamah Dedeh ya? (toyor diri sendiri), hihihihi :p.
Tulisan ini tidak ada maksud untuk menggurui tapi hanya menyuarakan suara hati :). Intinya sih, kalau sudah bertemu dengan orang yang tepat, yang memang jodoh kita, pasti keyakinan itu akan muncul dengan sendirinya.(pernyataan ini lebih tepat untuk diri sendiri)

Terakhir mengutip dari buku He's Just Not That Into You  "If he really into you, he will marry you.He will not make any excuse" :) 

Puisi Dua Hati


Dua hati saling jatuh cinta,
tapi entah mengapa
begitu sulit menyatukan mereka..

Sang wanita terlalu angkuh tuk ungkapkan cinta,
"biarlah dia dulu yang mengucap cinta"
"bukankah itu adalah tugasnya pria?"

Sang pria terlalu malu tuk mengakui apa yang dirasa,
mati-matian dia menyangkal adanya cinta,
bahwa mereka tak lebih dari teman biasa,

semakin banyak mereka habiskan waktu bersama
semakin dalam mereka terombang ambing dalam rasa
semakin perih hati tersiksa..

ah, andai saja 
mereka punya sedikit keberanian mengungkapkan rasa
atau mau saling terbuka
mungkin, mungkin keduanya kini telah merengkuh bahagia



PS: dipersembahkan untuk semua yang lagi terjebak dalam zona kelabu bernama friendzone *kabuuuur ke timbuktu*
 
design by Grumpy Cow Graphics | Distributed by Deluxe Templates