Januari 13, 2013

Gangster Squad


Tepat seminggu sejak postingan terakhir tentang resolusi saya di 2013, sebenarnya dalam seminggu ini ada begitu banyak kejadian yang mengilhami saya untuk menulis blog mulai dari kasus ribut-ribut kontroversi film Cinta Tapi Beda (btw, udah baca review saya tentang film itu?) lalu ribut-ribut (lagi) kasus tuduhan kekerasan yang dilakukan oleh artis tampan pujaan hati para wanita terhadap mantan pasangannya. Tapi apa daya, ide yang bertumpuk-tumpuk di kepala sayangnya hanya mengendap di kepala, belum sempat saya tuliskan dalam blog. Habiiiis seminggu kemarin saya dapat jadwal jaga malam dua malam berturut-turut. Efek pasca jaga malam itu adalah ngantuk luar biasa, kangen kasur seperti kangen pacar (ah, macam punya pacar aja kamu, ri :P).

Untuk menghibur diri, melepaskan segala kepenatan, kemarin malam saya dan Mister menonton Gangster Squad. Daaan seperti biasa, acara menonton film itu seperti olahraga bagi kami berdua :p. Mengapa begitu? Yaiyalah, dari siang saya sudah mewanti-wanti si Mister untuk datang ke rumah jam enam lewat karena kami akan menonton pertunjukan jam 19.15. Dia menjawab oke. Jam 18.20, saya sudah mandi, sudah duduk manis, tunggu punya tunggu eh si Mister baru datang jam 18.50. Ketika saya mulai ngomel-ngomel, dengan tenangnya dia menjawab, ini jam berapa? "Jam enam lewat limapuluh sih." "hm, berarti masih jam enam lewat kan?" "grrrrrrrhhhhh"
Jadilah kami berlari-lari (jalan cepat lebih tepatnya) dari parkiran sampai XXI (naaah, ritual lari-lari mengejar jam pertunjukan ini kami namakan dengan "olahraga"). Sayangnya sampai di sana, kami tidak sempat membeli minuman (antreanya rame, bowk :((( ). Buru-buru masuk ke studio, eh filmnya belum dimulai, masih iklan-iklan lalu menyesal dalam hati aaah kalau tau gini kan masih sempat beli cokelat panas dulu. Apalagi di kursi sebelah membeli kentang goreng, yang bau harumnya kemana-mana , tinggalah kami berdua gigit jari,  menahan haus dan lapar dengan mupengnya. HAHAHAHAHAHA!ciyaaan....

Lalu, mulailah filmnya....

 

Film ini diangkat dari kisah nyata,mengambil latar belakang kota Los Angeles tahun 1940-1950 an, bercerita tentang Mikey Cohen (diperankan oleh Sean Penn), seorang mafia yang berniat untuk menguasai kota melalui bisnis "haramnya". Selama ini, Cohen layaknya orang suci, tak tersentuh oleh hukum sama sekali. Polisi dan Hakim telah disuapnya sehingga aparat penegak hukum seperti sudah menutup mata terhadap ulah Cohen. Tetapi tidak semua aparat penegak hukum dapat dibeli oleh Cohen, salah satunya John O'Marra (diperankan oleh Josh Brolin), seorang veteran perang yang dikenal sebagai polisi yang jujur dan memegang idealismenya. Untuk menghentikan aksi Cohen, John O'Marra mendapat tugas dari Chief Bill Parker (diperankan oleh Nick Nolte), Kepala Kepolisian Los Angeles untuk membentuk satuan rahasia. Dengan bantuan sang istri, John merekrut beberapa orang untuk menjadi anggota satuan rahasia yang dinamakan "Gangster Squad", termasuk juga Ryan Gosling di dalamnya. Maka dimulailah perang melawan Cohen.

Skor saya untuk film ini? Dari skala 1-5, saya memberi nilai 3. Film yang cukup menghibur. Akting Sean Penn tidak perlu diragukan lagi, tetapi yang menjadi perhatian saya adalah Ryan Gosling. Akting Ryan Gosling membuat saya jatuh cinta, sampai-sampai saya bergumam, "ganteng banget sih Ryan Gosling",  yang disambut dengan tawa Mister :P. Beberapa adegan konyol memancing gelak tawa penonton. Tapi yang perlu diingat ini merupakan film DEWASA, beberapa adegan film menampilkan aksi kekerasan, tembak-tembakan, dan juga romantisme khas dewasa (sedikit cium-cium dan adegan mesra di ranjang antara Ryan Gosling dan Emma Stone :P) yang tidak layak untuk ditonton anak di bawah umur apalagi balita. Namun sayangnya, beberapa orang tua sepertinya abai akan hal ini, masih saja mengajak anak balitanya untuk ikut menyaksikan. Seperti keluarga yang duduk di depan saya dan Mister, terdiri dari ayah, ibu dan dua anak balitanya. Ketika adegan-adegan kekerasan atau sedikit cium-ciuman, sang orang tua sibuk menutupi mata anak-anaknya.Harusnya orang tuanya paham bahwa ini jelas-jelas bukan film keluarga macam Shrek jadi tidak perlulah mengajak si anak balita, lalu kemudian sibuk menutupi mata si anak ketika ada adegan yang tidak layak. Memang benar kata Mister, orang tuanya terlalu egois :(. Pelajaran juga buat saya kelak ketika menjadi orang tua. Semoga nanti saya bisa lebih bijak.

Sekian dulu, saya mau mandi. Mau siap-siap jaga malam.
Doakan sayaa, semoga pasien malam ini aman, damai, dan baik-baik saja :)


0 komentar:

Posting Komentar

 
design by Grumpy Cow Graphics | Distributed by Deluxe Templates