Mei 26, 2012

Hari Ini Enam Tahun Lalu



Pagi ini enam tahun yang lalu, saya mengalami peristiwa yang tidak akan bisa saya lupakan seumur hidup saya.

Yogyakarta, 26 Mei 2006,
Hari itu seperti hari-hari lainnya, bangun pagi jam 05.00, solat subuh, membersihkan kamar, sarapan lalu bersiap ke kampus karena jam 07.00 saya ada kuliah ilmu bedah 3.
Jam 05.55 saat akan bersiap mandi, saya mendengar bunyi gemuruh dan suara seperti kaca yang beradu. nyaring. otak saya masih sibuk mengartikan bunyi apa yang saya dengar barusan lalu saya merasakan goncangan kencang.

"GEMPAAAAAAAAAAA......." teriak saya sambil mencoba berlari menuruni tangga (kamar saya terletak di lantai 2) menuju parkiran kost saya . saat berlari tak henti-hentinya berdoa. berbagai pikiran buruk berkecamuk, bagaimana seandainya bangunan atas saya roboh lalu menimpa saya di saat saya berlari menuju parkiran? masih bisakah saya selamat?
Alhamdulillah, Allah masih memberikan saya kesempatan, saya berhasil sampai di parkiran kost. di sana sudah berkumpul beberapa teman-teman sekost-an. setelah keadaan agak mereda, kami kembali masuk ke dalam, memeriksa kerusakan di kamar masing. kami masih bisa bercanda dan bergurau, menertawakan salah seorang teman saya, yang saat kejadian masih sibuk mandi di kamar mandi!. saya malah masih bisa menelpon mama, mengabarkan keadaan saya baik-baik saja supaya beliau tidak khawatir. saat itu mama ada di Bandung dalam perjalanan menuju ke Jogja untuk mengunjungi saya dan adik.

Tapi kemudian saya mendengar suara klakson kendaraan dan ribut-ribut orang yang berteriak tsunami. saya jelas panik. yang pertama ada di pikiran saya, adalah ke kost adik saya yang jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat saya tinggal. menjemput dia dengan menggunakan motor lalu kami pergi bersama mencari tempat lebih tinggi. kami jelas tidak tahu hendak kemana waktu itu. pilihannya waktu itu adalah Solo, Magelang, atau daerah Kaliurang jalanan begitu ramai orang-orang yang akan menyelamatkan diri. semuanya panik. semuanya takut.

Hari itu hari yang menegangkan bagi saya. berbulan-bulan setelah itu, bahkan mungkin sampai sekarang, setiap merasakan getaran saya selalu merasa ingin berlari. iya, saya trauma.

Saya sadar Allah Maha Baik, saya masih diberi kesempatan untuk hidup, tidak kekurangan suatu apapun, bahkan tidak terluka sedikit pun. Saya masih diberi kesempatan untuk menjadi seperti saya yang sekarang.
jadi, setiap kali saya mengeluh, merasa hidup terlalu berat, bertanya mengapa hidup saya tidak senyaman si A atau si B, saya kembali mengenang kejadian enam tahun lalu. saya masih diberi kesempatan hidup!saya harus bersyukur untuk itu.

Bersyukur, menikmati hidup, dan berusaha menjadi berguna setidaknya untuk orang-orang di sekitar saya :)



0 komentar:

Posting Komentar

 
design by Grumpy Cow Graphics | Distributed by Deluxe Templates