Maret 21, 2009

Mengapa Perempuan Harus Pintar?

Saya heran, entah mengapa saya lebih banyak mendapat ide-ide untuk menulis ketika saya berada di bilik termenung ( baca:toilet ;p ). Pada saat itu, saya bisa berpikir lebih jernih, pikiran saya dapat berpetualang kemana-mana sehingga saya dapat menulis. Apa istimewanya bilik termenung itu ya? Huahuahuahuahua...
Anyway, itu hanya intermezzo, lewat aja, bukan itu yang ingin saya tulis sebenarnya. Tapi, hanya menceritakan bahwa judul di atas saya dapatkan ketika saya sedang menghabiskan waktu di bilik termenung .
Mengapa perempuan harus pintar, atau mungkin lebih kata pintar itu digantikan dengan cerdas dan kreatif kali ya? Sebelumnya, saya ingin menjelaskan definisi pintar menurut saya, pintar di sini bukan hanya dilihat dari sisi akademik, maupun IQ semata. Saya mencoba mencari jawaban dari pertanyaan itu. Dan inilah jawaban dari pertanyaan saya ( tentu saja jawaban ini juga versi saya ):

1. Perempuan itu akan menjadi ibu dan ibu adalah pihak pertama yang berinteraksi dengan anak-anaknya. Sejak dari dalam kandungan hingga sang anak dewasa. Oleh karena itu seorang ibu harus cerdas dan kreatif. Dia akan menjadi orang yang mendidik anak-anaknya. Menghabiskan waktu lebih banyak dengan mereka. Jadi bila ibunya cerdas diharapkan si anak dapat menjadi individu-individu yang cerdas juga kelak .
2. Perempuan yang cerdas dan kreatif dapat menjadi teman berbagi yang menyenangkan bagi pasangannya, juga dapat menjadi motivator setia pasangannya. Dengan pengetahuan yang luas dia dapat memberi masukan-masukan yang berharga bagi karier pasangan. Walaupun mungkin saja dia hanya berperan di balik layar. Seperti ungkapan, “setiap lelaki hebat pasti di belakang ada wanita yang hebat juga”. Banyak contohnya, di belakang Bill Clinton ada Hillary Clinton, Michelle Obama mendampingi Barrak Obama, dan di negara kita ada Ibu Hj. Ani Yudhoyono di samping SBY. Semuanya mendukung kesuksesan pasangan masing-masing.
3. Perempuan harus pintar, cerdas dan kreatif karena dengan kecerdasan yang dia miliki dia dapat memberdayakan dirinya sendiri .

Itulah tiga alasan versi saya mengapa kita sebagai perempuan harus pintar. Satu lagi,
Kepintaran, kecerdasan dan sifat kreatif tidak hanya diperoleh dari jalur pendidikan formal melainkan juga non formal. Sekolah hanya salah satu cara. Masih banyak cara lain untuk menjadi pintar. Koran, majalah, buku dan teve adalah sarana untuk belajar. Jadi, sebagai perempuan teruslah belajar. Jangan pernah berhenti belajar. Majulah terus perempuan Indonesia ;).

Maret 20, 2009

I've got a message from.....

" Sukseskan Pemilu 2009 adalah sukses bangsa. Mari Kita sukseskan pesta demokrasi 2009."
Pengirim : KPU
Dikirim : 20-Mar-2009 09.00

Itulah sebait pesan yang masuk ke ponsel saya. Singkat, padat namun bermakna dari KPU mengingatkan saya agar menggunakan hak pilih saya pada PEMILU tanggal 9 April 2009. Mungkin tidak hanya saya mendapat pesan semacam ini tadi pagi. Ada masih banyak pengguna ponsel yang terdaftar di 4444 mendapat pesan semacam ini.

Jujur saja kemungkinan pada PEMILU kali ini saya tidak menggunakan hak pilih saya. Bukan mau saya untuk menjadi golput, melainkan karena keadaan yang membuat saya tidak bisa menggunakan hak pilih saya. Saat ini saya berada di Jogja-Purworejo, sementara saya terdaftar sebagai pemilih di kota asal saya Pontianak. Bila saya ingin menggunakan hak pilih saya berarti saya harus pulang saat PEMILU nanti. Tapi, masalahnya.... untuk pulang itu kan perlu biaya dan tidak sedikit pula.Sebagai contoh estimasi biaya :
1. Tiket Kereta Jogja-Jakarta PP : 2x220.000= 440.000
2. Tiket Pesawat Jakarta-Potianak : 2x500.000=1.000.000
Jadi biaya yang saya butuhkan supaya saya bisa menggunakan hak pilih saya sekitar 1.440.000.

Mahal ya? Dan sekarang pertanyaannya adalah apakah KPU mau membayari saya?hahahaha ( ngarep aja terus, mbak... )
Mungkin bukan hanya saya yang mengalami kesulitan serupa itu. Masih banyak anak kost di luar sana yang terpaksa tidak menggunakan hak pilihnya karena alasan keadaan. Padahal kami sangat ingin berpartisipasi dalam PEMILU kali ini. Jadi dengan sangat terpaksa saya memilih untuk menjadi golput. Meminjam istilah seorang teman bukankah golput itu juga sebuah pilihan? ( ngeles mode on ;p).

Seandainya saja, KPU punya cara supaya saya dan yang lain tetap bisa memilih dan tidak menjadi seorang golput? Atau mungkin KPU sudah punya cara, tapi hanya saya yang belum tahu. Kalau memang iya, harusnya KPU mensosialisasikannya dong. Iya kan?

Hm, anyway, saya salut juga dengan KPU berusaha memberikan kesadaran kepada masyarakat Indonesia agar menggunakan hak pilih mereka. Mencontreng bukan mencoblos :).
Namun, sekarang pertanyaanya siapa yang harus dicontreng? Terlalu banyak warna, terlalu banyak gambar, dan tentu saja terlalu banyak wajah yang tidak saya kenal. Yang terakhir itu yang membuat saya bingung. Wajah-wajah asing yang (mungkin)akan saya contreng. Partainya mungkin saya tahu, Pemimpin partainya juga familiar, tapiiii bagaimana dengan calegnya? terutama caleg DPRD tingkat I dan II. Tidak ada yang saya kenal....huhuhuhuhuhu...
Saya tak ingin pusing, hanya ingin Indonesia yang lebih baik. Indonesia yang lebih menyenangkan untuk saya tingali dengan anak cucu saya :).

Wish u all the best....

Menunggu Jam Satu...

Sebotol Aqua, Compaq tercinta, ruangan dengan hotspot gratis disanalah saya sekarang berada. Membuang waktu dengan online, membuka facebook, membuka yahoo mesangger berniat bersosialisai dengan yang lain. Bertemu teman dari jaman kanak - kanak, menyambung silaturahmi yang sempat terputus oleh karena jarak dan waktu :).

Teknologi membuat segala sesuatu menjadi lebih mudah sekarang. Jarak bukanlah lagi hambatan. Tinggal bawa laptop masing-masing, nyalakan dan silakan online sepuasnya. Tapi, sadarkah teknologi membuat manusia menjadi semakin individualis, autis, dan sibuk dengan dunianya sendiri.

Seperti saat ini, saya tidak sendirian berada di ruangan berukuran 5x8 m. Ada enam orang berada di ruangan yang sama. Tapi, kami hanya saling diam lebih sibuk menatap layar laptop masing-masing, sibuk memberi komen di facebook, dan lebih memilih saling menyapa di Yahoo Mesangger, lebih sibuk mengetik huruf demi huruf daripada mengobrol. Padahal kami bisa saling mengobrol tanpa perlu facebook dan YM.

Kami berenam sekarang mungkin adalah sekumpulan manusia - manusia autis korban dari teknologi....:p
Dan saya yakin, tidak hanya kami, tetapi mungkin yang juga membaca tulisan ini suatu waktu menjadi autis saat berada di depan layar, entah itu laptop ataupun PC :)

Maret 19, 2009

Kisah Cinta vs Operator Seluler ( suka duka kisah cinta jarak jauh )

Dua malam yang lalu, saya dibuat esmosi jiwa oleh jasa layanan operator seluler yang hanya janji tinggal janji, iklan semanis madu, tapi kenyataan tak seindah bayangan ;). Jadi ceritanya, malam itu saya dan pacar sedang melakukan ritual malam. Hmm, jangan membayangkan yang aneh – aneh dulu :D. Ritual malam itu adalah kebiasaan kami untuk bertelepon terlebih dahulu sebelum tidur. Itulah saat kami bercerita, membagi kisah sepanjang hari, saya dengan segala rutinitas koass saya ( pasien – pasien di RS, kasus-kasus menarik yang saya temui saat koass ) dan dia dengan problematika pekerjaannya, macetnya jalanan ibukota yang dia lewati saat dia berangkat dan pulang ke kantor, atau mungkin sekedar obrolan konyol dan ringan yang kadang diiring dengan celetukan sotoy khas saya...hahaha.
Maklumlah, kami terpisah jarak. Dia bekerja di ibukota dan saya belajar di ibu tiri ( gaak, maksudnya dia di jakarta dan saya di Jogja-Purworejo ). Nah, yang namanya hubungan jarak jauh, pertemuan itu adalah suatu hal yang berharga sehingga untuk mengobati rasa rindu di dada ;p, telepon adalah pilihannya. Setidaknya dengan mendengar suaranya sudah membuat hati ini terasa adem :D.
Namun, sayangnya operator seluler sering tidak bisa diajak bekerja sama, contohnya seperti dua malam yang lalu itu. ( Skript pembicaraan saya dan dia )
Tuuuut, telepon berbunyi saya dengan antusias mengangkatnya...
Saya : “Halo, Assalamualaikum mas.”
Dia : “ Waalaikum salam..”
Saya : “ Kok lemes, mas suaranya? Masih galau ya”
Dia : “iya...kresek...abis..kresek..( suara seperti robot, samar-samar gak jelas )
Saya : “ kenapa mas? Kok suaranya gak jelas, putus2 gitu. Kayak robot.”
Hening, sebentar.
Dia : “gimana udah jelas belum?
Tiba-tiba tuuut..tuut..tuut...Dengan semena-mena telepon terputus, kali ini saya yang mencoba menelponnya, siapa tahu suaranya lebih jernih dari yang tadi. Pembicaraan berlangsung tidak lebih dari lima menit, dan kemudian putus lagi. Belum putus asa, kali ini dia yang menelpon saya. Tidak jauh beda dengan yang tadi, tak lama kemudian sambungan telepon putus lagi.
Ah, bete saya ( ternyata telepon seluler bisa memancing emosi juga ). Sebelumnya hanya dia yang sedikit galau karena sehari sebelumnya hard disk externalnya yang bermemori 400 gigabyte tiba-tiba ngambek. Tidak mau dinyalakan, padahal hard disk itu berisi seluruh data-data pekerjaan kantornya. Hard disk yang telah dengan setia menemaninya kemana-mana, keliling Indonesia mungkin juga hingga ke Mesir ( mulai kesotoy-an saya ;p). Anyway, mohon doanya ya supaya hard disk itu sembuh dari komanya..amin ;).
Huuu, operator telepon seluler begitu teganya dirimu. FYI, kami memiliki tiga nomor dari tiga operator seluler yang berbeda. Satu CDMA dan dua GSM. Masing – masing nomor menurut kami memiliki fungsi dan keunggulan masing-masing.
1. GSM A, dari i.....t, yang bintang utamanya Adly Fairus, Asmirandah dan Junior. GSM ini sinyalnya kuat, smsnya murah, begitu pula dengan GPRS-nya jadi kami bisa internetan dan MMS-an dengan biaya ekonomis J. Namun, untuk telepon dibatasi setiap 15 menit, jadi setiap 15 menit, secara otomatis sambungan telepon akan terputus. Kami jarang menggunakan GSM ini untuk bertelepon ria karena waktu 15 menit itu. Malas rasanya bila tiba-tiba pembicaraan harus terputus, apalagi saat itu kami sedang membahas hal penting. Jadi gunanya GSM A ini untuk internet dan MMS foto-foto kami ;p.
2. GSM B, dari X., dengan bintang iklan utama Luna Maya dan si monyet. Meskipun sinyalnya tidak sekuat GSM A tapi punya keunggulan biaya telepon yang lumayan murah dibanding GSM A. Namun sayang, terbatas waktu dan tarif 0 rupiahnya hanya berlaku dari jam – jam tertentu. Ditambah lagi, terkadang smsnya eror.
3. CDMA A, s...t, ini CDMA baru. Meskipun baru, sinyalnya lumayan mantap, tetap kuat hingga ke pelosok terpencil, setidaknya di pulau Jawa, Bali dan Lombok ( sudah terbukti ketika J ). Untuk sms dan telepon sesama operator lumayan murah ditambah lagi tidak ada pembatasan waktu jadi kami bisa telepon sampai puas hingga kuping panas.

Nah, di malam yang menyebalkan itu kami sedang memakai jasa layanan salah satu GSM karena telepon cdma miliknya sedang dicharge. Sayangnya GSM ini di Purworejo khususnya di rumah saya, sinyalnya tidak terlalu bagus. Jadi sering putus- putus dan suaranya kadang tidak terlalu jernih sehingga memancing kekesalan kami berdua
Kami sering membahas, operator seluler mana lagi yang bisa kami gunakan lagi sebagai cadangan. Dari pembicaraan kami berdua, ada beberapa operator seluler yang layak untuk dijadikan pilihan dengan majalah Pulsa sebagai referensinya. Namun, sayang seribu sayang, ternyata tidak semua operator seluler itu mempunyai sinyal dan jangkauan yang luas, terkadang operator seluler bisa di tempat saya tapi sebaliknya sinyalnya jelek di rumahnya.
Mungkin tidak hanya kami yang mengalami hal seperti ini, masih banyak pasangan – pasangan jarak jauh di luar sana yang mengalami hal serupa. Bersusah payah hanya sekedar untuk mendengar suara. Bila lelah dengan segala hal remeh di atas mungkin akan berhenti di tengah jalan. Tapiii, jangan putus asa, tetaplah semangat, anggaplah jarak ini hanyalah sementara sebelum tiba waktunya bersama. Nikmati setiap rasa rindu yang ada, nikmati semua kangen di dada, tabung banyak – banyak untuk pertemuan berikutnya karena bila saatnya tiba kita akan lebih menghargai setiap pertemuan yang ada :).
Ps:
Layanan operator seluler yang ideal HARUSnya memenuhi syarat – syarat di bawah ini :
1. Sinyalnya kuat,menjangkau hingga ke seluruh Indonesia, lebih baik lagi bila mempunyai sambungan langsung internasional. Maksudnya ketika kita berpergian ke luar negeri kita tetap dapat menggunakan layanan operator tersebut, tanpa perlu mengganti nomor ponsel kita.
2. Murah ( tentu saja ini penting ), alasannya sudah tidak perlu disebutkan lagi. Saya rasa semua orang selalu ingin mendapatkan yang terbaik dengan harga yang murah bukan? Hahahaha
3. GPRS dan fasilitas penunjangnya oke. tentu saja dengan harga yang murah. Ini penting untuk MMS dan internetan ;p.
4. Tanpa ada batas waktu menelpon, maksudnya waktu nelpon tidak dibatasi hingga menit ke 15, 29, atau .... Malas sekali rasanya saat berbicara hal penting, terpaksa putus di tengah – tengah.
Saya rasa cukup ini kriteria operator seluler ideal menurut saya. ada yang ingin menambahkan?? ( terutama para pasangan – pasangan jarak jauh :D)



Dan Saya pun Menulis Lagi

Apa kabar? Lama sekali saya mengabaikan blog ini. Kalau blog ini diibaratkan sebuah rumah, mungkin halaman depannya sudah banyak ditumbuhi rumput liar yang panjang - panjang karena begitu lamanya saya meninggalkannya :D. Terakhir saya menulis saat saya masih stase radiologi di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta sekitar bulan Januari kalau saya tidak salah ingat. Lalu saya vakum, istirahat dengan berbagai alasan. Saat di anestesi, operasi yang banyak, jaga 24 jam on call dan fasilitas warnet saya jadikan alasan. Sedangkan di THT, alasan saya sedang tidak mood untuk mengisi blog, yah intinya saya malas ;p. Mungkin saya belum akan menjamah blog ini, membiarkannya hanya tinggal nama kalau tadi malam pacar saya tercinta ( dia pasti akan bilang “dangdut kamu” hehehe ) tidak memojokkan saya di telepon sedemikian rupa sehingga.
Ya, dialah motivator saya, alasan utama saya kembali menulis blog ini lagi. Dengan berbagai macam cara dia berusaha membuat saya menulis lagi, dari hanya teguran halus berupa pertanyaan – pertanyaan seperti “ Yang, kok blogmu gak diisi?”, hingga kata-kata yang menyudutkan saya hingga ke sudut ruangan, tidak bisa bergerak lagi..( sedikit hiperbola..hahahaha ). “ Kamu itu punya banyak waktu kan? Pulang koass jam 1, terus habis itu kan ngapain? Pasti kamu tidur siang? Iya kan?”
“ Gak kok, mas. Ri gak tidur siang cuma baring-baring aja.” ( tau aja dia, kalo saya pasti tidur siang.Habiiiis, mumpung ada waktu..hihihi ) “ Ah, kamu ini ngeles aja yang. Kamu ini tergantung mood. Sebagai pembaca, aku kecewa loh yang. Aku kan seneng baca blogmu”.
Jeduaaaar, kata – kata itu membuat saya semangat lagi dan menantang saya untuk kembali menulis. Saya memang tidak pernah tahu ada berapa orang di luar sana yang membaca tulisan – tulisan saya dan peduli dengan hal – hal remeh yang saya pikirkan, tapi setidaknya ada satu orang yang selalu menanti tulisan saya. Seseorang yang sangat istimewa dan berarti buat saya. Dialah motivator dan kritikus sejati saya ;).

Dan Saya pun Menulis Lagi

 
design by Grumpy Cow Graphics | Distributed by Deluxe Templates