Desember 06, 2012

Cerita tentang Liburan


Tulisan ini untuk melunasi hutang saya yang bertumpuk-tumpuk di #ngeblogramerame :D *jedheeeer*. Jadi, beberapa minggu yang lalu #ngeblogramerame mengambil tema tentang perjalanan paling berkesan. Sempat, ingin bercerita mengenai perjalanan saya sewaktu mengikuti pelatihan mengenai tanaman obat tradisional di Makassar pada tahun 2011 yang lalu, karena sejujurnya itulah perjalanan pertama saya ke Pulau Sulawesi. Namun, sayangnya saat itu saya tidak membawa kamera sehingga tidak dapat melakukan aksi narsis berfoto-foto diri di sana dan dalam keyakinan saya, tulisan tentang perjalanan ke suatu daerah tanpa adanya foto - foto itu bagaikan sayur tanpa garam, hambar, kurang terasa geregetnya :D. 

Lalu dua hari yang lalu, ketika sedang merapikan file-file di laptop, tanpa sengaja saya menemukan folder yang berisi foto-foto liburan dadakan kami sekeluarga (saya, mama dan adik) pada tahun 2009 lalu. Dan AHA! *lampu menyala di kepala layaknya film-film kartun* :P, mengapa tidak saya tulis saja cerita mengenai ini?

Tahun 2009, menjelang hari raya Idul Adha, saya telah menyelesaikan kewajiban koass saya, hanya tinggal menunggu untuk masuk magang (internship), jadi otomatis saya punya banyak waktu luang. Dua hari menjelang idul adha, mama menelpon mengabari bahwa mama akan merayakan idul adha bersama kami di Jogja karena kebetulan juga saat itu mama baru saja selesai mengikuti pelatihan di Bogor. Jadi, dalam benak mama, sudah sampai tanah Jawa ini ya tanggung kan kalau gak dilanjutkan ke Jogja untuk mejenguk anak-anaknya tercinta? :p.

Tentu saja, rencana mama ini disambut dengan suka cita oleh saya dan adik, terutama oleh saya yang sudah dua tahun lebaran idul fitri menjadi bang Thoyib (atau neng Thoyib?) *abaikaaaan bagian ini :p*, yang tidak pulang-pulang *hiks*. (Ya, kewajiban koass memaksa saya mau tidak mau harus merayakan lebaran jauh  dari keluarga. Namanya koass lah ya, apalagi koass bagian besar (Anak, Bedah, Dalam, Obsgyn), mana mungkin dapat liburan lebaran yang lama. Lebaran ya tetap harus jaga, gantian sih, kalau dapat jadwal jaga hari pertama, hari kedua libur ataupun sebaliknya. Jadi, daripada buang - buang uang untuk beli tiket pesawat yang harganya selangit dan di luar kewajaran itu, ya saya memutuskan dengan terpaksa untuk lebaran di Purworejo, di tempat tante saya, sepupu dari sebelah mama. Kalau tentang lebaran ini saya curhatkan, mungkin bisa satu blog sendiri kali ya? Jadi mari kita lanjutkan ceritanya :)  

Mama datang sehari sebelum lebaran. Keesokan harinya, seusai melaksanakan solat ied di lapangan AMC (Asri Medical Center) di daerah Wirobrajan, mama mengajak kami ke Kasongan karena mama ingin melihat-lihat gerabah. Hayuklah, saya sendiri walaupun sudah bertahun-tahun tinggal di Jogja juga belum pernah benar-benar pergi ke Kasongan, paling sebatas  lewat dalam perjalanan saya ke Bantul sewaktu koass muda dulu. Ancer-ancer jalannya sedikit banyak saya paham, sisanya kan tinggal mengandalkan penunujuk arah yang ada. Si adek sebagai sopir dan saya navigator (yang buruk :p) karena ternyata kami "sedikit" nyasar :P

Kasongan, kawasan yang terletak di Kabupaten Bantul Jogjakarta, di sini adalah pusat kerajinan tanah liat. Toko-toko yang menjual kerajinan tanah liat bertebaran di kanan/kiri jalan. Saran saya sih, sebelum membeli ada baiknya, untuk melihat-lihat dulu, membandingkan harga setiap toko, dan jangan lupa MENAWAR karena menawar tidak dilarang :P.

Nih, si mama sedang sibuk menawar kendi :)


belakang mama, ada tokoh pewayangan, Semar, Gareng, Petruk :)


Foto ini yang paling saya senangi. Wajah mama tampak berseri-seri. Percaya tidak?Foto ini diambil setahun setelah mama didiagnosis kanker payudara stadium 4 dengan penyebaran jauh ke tulang belakang sehingga mengakibatkan tinggi mama berkurang 10 cm, telah menjalani dua seri kemoterapi. Tapi wajah mama disini masih terlihat cerah seakan mama orang sehat yang tidak menderita sakit apapun :)


Satu set poci teh beserta teko, terbuat dari tanah liat . Lucu kan? :)




Yang ini saya ya..Bukan dari tanah liat :P


Kalau saja Pontianak itu dekat, dan mama tidak perlu membawa barang-barang ini dengan menggunakan pesawat mungkin, mungkin sudah bermacam-macam barang yang mama beli. Untuk saat itu mama harus puas dengan membawa pulang kendi minum dan panci yang terbuat dari tanah liat. Walaupun saya yakin dalam hatinya, mama masih ingin mengangkut barang-barang lain, termasuk pot-pot bunga di belakang foto saya ini :p.

Dari Kasongan, kami melanjutkan perjalanan, ke Bantul. Di sini kami niatnya melakukan wisata pantai (sepanjang pantai Selatan) dari Parangtritis, Krakal, Baron, hanya saja tidak ada fotonya ditambah lagi berhubung kami pergi pada siang hari dan udara di luar sangat panas, jadi acara wisata pantai ini hanya dilakukan dari dalam mobil saja :).

Jogja itu punya paket wisata yang lengkap, dari daerah pantai di selatan kami menuju daerah pegunungan di utara, tepatnya di daerah kaliurang. Di Kaliurang, kami mampir untuk makan siang di Boyong Kalegan. Sebenarnya ada banyak restoran dengan konsep alam di daerah sekitar kaliurang, mulai dari kaliurang bawah (km 7 ).

Saya dan mama ketika di Boyong Kalegan :)


Rencananya sehabis dari makan siang di Boyong Kalegan, kami ingin mengunjungi Ulen Sentalu (semacam musem yang ada di daerah Kaliurang) tapi sayang, seribu sayang, rencana hanya tinggal rencana karena Ulen Sentalu pada hari itu tidak dibuka untuk umum :(.

Perjalanan hari kedua, mama ingin jalan-jalan ke Solo. Baiklaaaah..
Masih dengan adik saya sebagai sopir dan saya sebagai navigator :)
Mungkin banyak yang bertanya-tanya, kenapa foto-foto ini hanya berisi saya dan mama? kemana gerangan adik saya tercinta? Adik saya selain sebagai sopir juga berperan merangkap sebagai juru foto dalam liburan kali ini. Jadi, tidak ada satupun wajahnya yang terekam lensa kamera..hihihihihi

Sebelum ke Solo, kami menyempatkan diri untuk singgah ke Candi Prambanan. Terakhir kami sekeluarga mengunjungi Candi Prambanan itu sewaktu berlibur dengan almarhum papa, kira-kira saat saya masih duduk di bangku SD (sudah lama sekali ya?). Pada saat kami berkunjung, Candi Prambanan dalam masa pemugaran pasca bencana gempa Jogja. Ya, gempa mengakibatkan beberapa kerusakan pada bagian candi. 









Itulah sebagian gambar yang diambil ketika ke Candi Prambanan. Selanjutnya kami melanjutkan perjalanan ke Solo, namun sayang seribu sayang tidak ada foto yang diambil ketika di Solo. Maklum, saat itu si adek sudah dalam keadaan bad mood karena si navigator alias saya berulang kali salah memberikan navigasi....hihihihi. Entah kenapa, berkali-kali kami ke Solo walaupun saya sudah membawa peta, selalu saja berujung dengan nyasar. Niat hati ingin makan sate kambing seperti yang masuk dalam acara wisata kuliner Pak Bondan, ujungnya-ujungnya karena muter-muter gak ketemu akhirnya harus puas dengan makan sate kambing di sekitar Klewer :p. Tetap enak sih, tapi yaaaa sudah sukses membuat si adek capek..hehehehehe

Tulisan ini juga sebagai kenangan saya dengan mama. Tidak ada liburan bertiga lagi, yang ada tinggal saya dan adik. Mungkin ke depannya bila kelak kami sudah saling berkeluarga, kami akan merencanakan liburan bersama dengan anak-anak kami, seperti yang sering kami khayalkan dulu sewaktu mama masih ada. Semoga suatu saat rencana ini benar-benar terwujud. Amin :)

0 komentar:

Posting Komentar

 
design by Grumpy Cow Graphics | Distributed by Deluxe Templates