Oktober 11, 2012

Menikah itu....


Bermula dari membaca twit berseri @outstandjing tadi malam yang bercerita tentang perjalanan dan perjuangannya dari melamar sang kekasih hingga mempersiapkan acara pernikahan mereka -selamaaaat ya buat kalian berdua :)-. Meskipun sebenarnya saya sama sekali tidak mengenal, baik @outstandjing maupun sang istri, namun dari membaca twitnya saja sudah cukup membuat saya merasa terharu dan brebes mili (aaah, saya memang paling cengeng dalam urusan beginian :p).

Dari twit-twit @outstandjing saya pun mengambil kesimpulan (ini sih versi saya yaaaa :p)

Menikah itu sebenarnya hanya butuh dua hal NIAT dan YAKIN. Dan juga pasangan tentu sajaaaaa. Ini hal wajib.nikah itu kan berdua lah ya. kalau belum ada yang bisa diajak nikah ya, ga bisa juga  (itu jelas ri :p).
Jadi, kembali ke dua hal tadi, ketika kita sudah bertemu dengan orang yang tepat, seseorang yang membuat kita yakin akan menghabiskan masa tua bersama, yang dalam dirinya kita temukan kenyamanan dan rasa hangat sampai akhirnya kita berani untuk mengatakan "orang seperti inilah yang aku inginkan untuk menjadi ayah ataupun ibu dari anak-anakku ". Tentu saja ini akan membuat kita berani melangkah ke tahap selanjutnya yaitu pernikahan.

Ketika keyakinan itu ada, segala macam rintangan, hujan badai, ataupun angin kencang yang menghadang pun akan berusaha untuk dihadapi. Apabila restu kedua orang tua telah diperoleh, yang sering menjadi ganjalan untuk melangkah ke tahap selanjutnya adalah FINANSIAL (ini sih lebih seringnya di sisi pria). Mungkin karena merasa nantinya akan menjadi kepala keluarga yang bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan keluarganya membuat para pria begitu berhati-hati (malah mungkin terlalu berhati-hati dan amat sangat penuh pertimbangan untuk memutuskan masuk ke dalam tahap ini). Para pria sering merasa belum mapan sehingga akhirnya mereka tidak kunjung berani untuk melangkah..

Nah, sekarang yang jadi pertanyaan apa sih yang sebenarnya menjadi ukuran kemapanan itu? (jawablah hai para pria, karena kami para wanita sangat ingin tahu ;p)

Apakah mapan itu artinya punya penghasilan di atas sepuluh juta sebulan?
Apakah mapan itu artinya punya jabatan sebagai manajer?
Apakah mapan itu artinya sudah bisa punya rumah pribadi, kendaraan pribadi, dan segala hal-hal pribadi lainnya?

Ah, para pria seandainya kalian tahu, kebanyakan dari kami tidak menuntut banyak. Tidak perlu harta berlimpah untuk mengajak kami menikah. Bukannya kami tidak mau hidup mewah, melainkan kami tahu segala sesuatu tidak ada instan. Semuanya perlu perjuangan dan itu tidak harus kalian perjuangkan sendirian. Kita bisa memperjuangkannya bersama. Bukankah itu sebenarnya arti menikah. Saling berbagi suka dan duka?

Wanita juga bisa memilih pria seperti apa yang akan mengisi masa depannya. Pekerja keras, bertanggung jawab, cerdas, akan dipilih walaupun dia berasal dari keluarga sederhana. :) ( yaaa, sebagian besar sih akan memilih yang seperti itu yaaa,walaupun tidak menutup kemungkinan ada yang lebih memilih pria dengan warisan berlimpah :D). kecuali sih ada paket lengkapnya, pekerja keras juga berasal dari keluarga kaya (hihihihi becanda ;p)

Satu hal lagi, orang tua hanya ingin yang terbaik bagi anaknya terutama anak gadisnya. Mereka hanya tak ingin anak gadisnya jatuh ke tangan yang salah yang pada akhirnya membuat mereka tidak bahagia. Hal ini lah yang membuat para orang tua begitu selektif ketika memilih pasangan untuk anak gadisnya. Mereka perlu diyakinkan kalau anak gadisnya akan bersama orang yang tepat, yang akan menjaga dengan sepenuh hati, baik lahir maupun batin :)

Makin lama, saya makin seperti ustad Felix Siauw atau Mamah Dedeh ya? (toyor diri sendiri), hihihihi :p.
Tulisan ini tidak ada maksud untuk menggurui tapi hanya menyuarakan suara hati :). Intinya sih, kalau sudah bertemu dengan orang yang tepat, yang memang jodoh kita, pasti keyakinan itu akan muncul dengan sendirinya.(pernyataan ini lebih tepat untuk diri sendiri)

Terakhir mengutip dari buku He's Just Not That Into You  "If he really into you, he will marry you.He will not make any excuse" :) 

3 komentar:

THE PHOTO STORY mengatakan...

Jadi yg belum nikah segeralah... Hehe :D

Astari Nurtilawati mengatakan...

insyaallah.. :)

ryna mengatakan...

tetaplah yakin kalo udah jodoh gak akan kemana....saya kenal ama suami saya sejak 2005...sekantor...deket - pacaran - putus - nyambung - putus - nyambung beberapa kali....2010 br nikah...usia kami udah menginjak 31thn (hampir 32) -- bukan terpaksa nikah karena udah umur sih...tp karena dia commit mo berubah dan sayanya yakin kalo dia udah gak ngelakuin hal2 yg dia lakuin dulu

Posting Komentar

 
design by Grumpy Cow Graphics | Distributed by Deluxe Templates