Juni 05, 2009

Belajar dari kasus Ibu Prita Mulyasari

Apa yang menjadi pemberitaan di media saat ini ? Selain kasus Manohara Odelia Pinot, model Indonesia yang katanya mengalami kekerasan dalam rumah tangga oleh suaminya, Pangeran dari Kelantan. Yang disiarkan oleh seluruh stasiun televisi di Indonesia dari pagi hingga pagi lagi :).

Tak lain dan tak bukan adalah kasus yang dihadapi oleh ibu Prita Mulyasari, seorang ibu rumah tangga biasa yang terpaksa berurusan dengan hukum (baca masuk penjara) karena menulis curhatan kepada teman-temannya melalui surat elektronik ( begitu kan judul utama pemberitaan di televisi? ).


Kasus ini muncul karena ketidakpuasan Ibu Prita Mulyasari atas pelayanan yang diberikan oleh RS OMNI Internasional Alam sutera Tangerang yang kemudian menulis curhatannya itu melalui surat elektronik yang akhirnya tersebar ke khalayak. RS OMNI internasional menganggap ini sebagai sebuah pencemaran nama baik, akhirnya mengadukan ke pihak yang berwajib yang berujung pada penangkapan Ibu Prita Mulyasari.

Ada satu pelajaran penting yang dapat saya ambil dari kasus ini. Saya tidak ingin membahas mengenai urusan hukum atau apalah karena menurut saya itu bukan kompetensi saya. Saya yakin ada lebih banyak pihak yang lebih berkompeten dalam hal ini. Saya hanya ingin melihat hal ini dari kacamata seorang calon dokter :). Tentang hubungan antara dokter dan pasien.


Pasien sekarang sudah jauuuh lebih cerdas bila dibandingkan dengan 10 atau 15 tahun yang lalu. Kemudahan akses informasi dan teknologi melalui internet membuat pasien jauh lebih kritis. Tinggal buka google atau mungkin wikipedia, munculah semua informasi yang dicari. Dulu, dokter adalah orang yang paling dihormati. Pasien begitu patuh dan manut akan apa yang dokter katakan. Tidak banyak bertanya, ibaratnya pasien sangat pasrah terhadap dokter. Tapi, sekarang berbeda. Pasien akan kritis bertanya. Pertanyaan-pertanyaan seperti, " mengapa saya diberi obat ini?mengapa bukan obat yang lain?Padahal harganya lebih murah." atau "mengapa saya harus mondok?", apakah operasi ini adalah jalan satu-satunya?". Dengan semakin banyak tenaga dokter, pasien jadi mempunyai lebih banyak pilihan. Ketika ia tidak puas dengan pelayanan ataupun jawaban dokter yang pertama, ia akan mencari dokter yang lain yang lebih dapat memuaskan hatinya.

Dalam prakteknya, saya banyak bertemu dengan pasien-pasien cerdas. Salah satu pasien cerdas yang saya kenal adalah Mama saya sendiri :). Sejak menjalani kemoterapi kanker payudara selama enam bulan di tahun lalu dan dilanjutkan dengan pengobatan rutin setiap bulannya. Mama aktif bertanya kepada perawat maupun dokter yang merawatnya mengenai penyakitnya dan pengobatannya. Salah satu pertanyaan mama adalah mengapa dokter memberikan obat merk A bukan obat merk B untuk pengobatannya. Apalagi dari segi harga, obat merk A jauh lebih mahal dan juga tidak ditanggung oleh asuransi kesehatan yang mama miliki. Dengan sangat kooperatif dokter menjelaskan dengan bahasa dan perumpamaan yang mudah dimengerti oleh mama. Hal ini berdampak pada kepatuhan mama membeli dan meminum obat. Meskipun obat yang disarankan dokter itu menghabiskan biaya yang tidak sedikit, mama tidak keberatan karena mama mengerti alasan mengapa dokter memberi obat itu.

Jadi, sebenarnya kuncinya adalah komunikasi yang baik antara dokter sebagai penyedia layanan kesehatan dan pasien sebagai pengguna. Bagaimana dokter menjelaskan kepada pasien untuk setiap tindakan yang ia lakukan kepada pasiennya ( baik itu manfaat suatu tindakan maupun efek samping yang mungkin akan timbul dari pengobatan yang diberikan) biarpun itu hanya sekedar memasang termometer. Setelah memberi penjelasan, kemudian dokter juga memberi kesempatan kepada pasien untuk memilih karena seperti Atul Gawande (penulis Complication and Better), katakan bahwa tubuh pasien itu adalah haknya sehingga dia punya pilihan untuk menolak sebuah tindakan.

"Menjadi seorang dokter itu bukanlah hal tersulit, yang paling sulit adalah menjadi dokter yang baik :)".

0 komentar:

Posting Komentar

 
design by Grumpy Cow Graphics | Distributed by Deluxe Templates