Desember 07, 2008

Dan Saya Memilih Bahagia

Dan Saya Memilih Bahagia :)

Hidup itu penuh dengan pilihan. Mulai dari hal yang paling sederhana saja. Contohnya pagi ini, ketika saya akan sarapan pagi saya dihadapkan pada beberapa pilihan, mau minum kopi, teh, atau susu non fat? Dengan beberapa pertimbangan, saya memilih secangkir kopi. Mata saya masih setengah ngantuk, butuh kafein untuk membuatnya terjaga. Lalu kopi seperti apa yang saya inginkan, pahit atau manis? Seberapa banyak gula yang akan saya masukkan? Kemudian apa yang akan menemani saya menikmati secangkir kopi, roti tawar atau biskuit regal?

Seusai sarapan saya mandi. Setelah mandi dan membuka lemari pakaian, saya kembali harus memilih, hari ini mau kuliah pakai baju apa? Celana atau rok? Warnanya apa? Merah, Hijau, Coklat, atau Biru? Ini penting untuk menentukan aksesoris apa yang akan saya pakai. Saya biasa memadu-padankan warna baju dengan aksesoris yang saya pakai termasuk juga sepatu dan tas J.

Urusan memilih baju sudah beres, saya siap untuk berangkat kuliah. Ketika saya sampai di kampus saya masih harus memilih mau ke ruangan kuliah yang letaknya di lantai 3 dengan naik tangga atau naik lift.

Pilihan – pilihan yang harus saya ambil terus berlanjut hari itu. Mau makan siang apa? Di kantin kampus, Okeiki, RM.Padang Mantari Pagi atau RM Sunda Parahyangan? Hahaha, sepertinya saya sambil iklan tempat makan langganan saya.

Itu tadi contoh pilihan-pilihan yang sederhana. Masih banyak pilihan-pilihan besar yang harus kita ambil dan setiap pilihan itu punya konsekuensi masing-masing. Dan kita harus belajar menyukai dan bahagia dengan pilihan yang kita ambil, seburuk apapun konsekuensi yang ada akibat pilihan itu.

Saya jadi ingat dulu waktu semester-semester awal ( kalau tidak salah saat saya semester 2 atau 3, tepatnya saya lupa ). Saya mendapat tugas kelompok di mata kuliah Bahasa Inggris. Tugasnya untuk membuat majalah dinding dengan tema tertentu. Saat itu saya dan teman sekelompok ( Dita, Sient, Galuh, dan Harry ) memilih tema “Being Single and Happy”. Ketika itu kami semua sedang jomblo,kecuali Sient. Kalau sekarang...Ahamdulillah J ( lho? ). Di salah satu bagian ada kolom komentar. Supaya adil kolom komentar berisi pendapat dari kedua belah pihak baik pihak yang single (jomblo) maupun double ( punya pacar ). Pertanyaan yang diajukan adalah “ enak mana jadi jomblo atau punya pacar?”

Masing-masing pihak punya jawaban yang berbeda-beda. Tapi, diantara komentar yang diberikan, ada satu komentar yang masih saya ingat dengan baik. Komentar yang diberikan oleh April ( my best friend, ever J) . Nah, begini komentar dari April “ Yang namanya bahagia itu sebuah pilihan. Mau single atau double itu punya kebahagiaan sendiri-sendiri. Bagaimana kita memilih saja. Mau bahagia dengan status kita atau mau sedih-sedihan dan meratapi nasib. Ga ada yang lebih enak diantara kedua pilihan itu. Masing-masing punya sisi menyenangkan dan tidak menyenangkan.

Hmmm, setelah saya pikir-pikir rasanya ada benarnya juga. Karena ketika memutuskan untuk jadi single atau double berarti kita sudah memilih sehingga kita harus siap dengan segala konsekuensinya. Bagi saya sebenarnya bahagia itu urusan hati, bagaimana kita mengatur hati kita untuk bahagia dengan keadaan kita saat ini. Bukan hanya dalam masalah cinta tapi juga di semua aspek kehidupan kita. Menerima semua yang terjadi dengan lapang dada, yang berarti juga mensyukuri apa yang telah diberikan oleh Sang Maha Pencipta J. Jadi, mari kita memilih untuk bahagia....

0 komentar:

Posting Komentar

 
design by Grumpy Cow Graphics | Distributed by Deluxe Templates