Desember 21, 2008

Teh Celup Melati Cap Kepala Jenggot

Teh Celup Melati Cap Kepala Jenggot

Beberapa hari yang lalu, persediaan teh di kost habis sehingga saya harus membeli lagi di supermarket. Biasanya, saya cukup pergi ke Indomaret ( yang letaknya tidak jauh dari tempat kost saya ) membeli teh melati, tak peduli apa merknya, bisa Sariwangi, Sosro, ataupun Tong Djie . Yang penting harus teh melati karena saya suka sekali akan harumnya. Tapi kali ini berbeda, saya ingin teh melati cap Kepala Jenggot. Harus! Tidak bisa tidak, tidak ada alternatif lain. Ketika di Indomaret saya tidak menemukan apa yang saya inginkan, saya rela berhujan-hujanan pergi ke Mirota Kampus di Jalan Kaliurang hanya untuk membeli teh melati.

Hal ini memancing keheranan Mbak Neli ( Mbak Kost saya ) yang kebetulan saat itu sedang bermain ke kamar saya “ Ngapain siy Ri ujan-ujan hanya untuk beli teh melati cap kepala jenggot? Biasanya juga kamu gak milih-milih, yang penting teh.” “Lagi ngidam,Mbak” jawab saya asal sambil memanaskan air dalam pemanas listrik untuk menyeduh teh. “Mau gak Mbak?Ri buatin sekalian ya? Ujan-ujan gini kan enaknya minum yang hangat.” Tawar saya pada Mbak Neli “ Mau banget, Riri sayang. Gulanya jangan banyak-banyak ya. Ngomong-ngomong kamu belum jawab pertanyaanku barusan. Ngapain siy kamu niat banget nyari teh melati cap Kepala Jenggot?” “ Udah dibilang lagi ngidam. Gak percayaan banget siy.” Saya menjawab pertanyaan Mbak Neli sembari menuang air panas ke dalam dua mug lucu. “Niy Mbak tehnya.” “ Huu, ngidam dari Hongkong. Kenapa siy ga dijawab-jawab? Penasaran niy.” Kali ini tampaknya Mbak Neli sudah mulai tampak emosi mendengar jawaban asal saya ;p.

“Kenapa harus teh melati cap Kepala Jenggot, bukan teh Sosro, Sariwangi atau Tong Djie karena teh ini mengingatkan Ri akan saat –saat bersama dia. Ketika Ri main ke rumahnya beberapa waktu lalu, dia menyuguhkan secangkir teh melati cap Kepala Jenggot. Bukan hanya sekedar menyuguhkan tapi dialah yang membuatkan teh untuk Ri” Saya menjawab pertanyaan Mbak Neli sambil menghirup harumnya lalu menyesap teh melati dalam – dalam kemudian saya melanjutkan lagi “Mungkin menurut Mbak rasa teh ini biasa. Hampir sama dengan teh melati merk lain. Tapi bagi Ri teh ini istimewa bukan dari rasa, bukan juga dari harga melainkan dari kenangan yang dihadirkan saat Ri minum teh ini. Mengingatkan Ri akan dia, membayar sedikit kerinduan yang ada J”. Kemudian saya terdiam menikmati hujan yang mulai mereda menjadi gerimis-gerimis halus ditemani secangkir teh melati cap Kepala Jenggot, mengingat kembali saat –saat bersama dia. Berharap saat ini dia ada di sini menemani saya menikmati hujan sambil menikmati teh melati cap Kepala Jenggot berbagi cerita tentang apa saja. Romantis! :)

0 komentar:

Posting Komentar

 
design by Grumpy Cow Graphics | Distributed by Deluxe Templates