Desember 26, 2008

Seandainya Cinta Sepotong Serabi

Seandainya Cinta Sepotong Serabi

Bunda, kuingin tahu rasanya jatuh cinta..

Kuingin tahu rasanya berbagi hati…

Apakah rasanya….

Sambil tersenyum bunda menjawab ..

Sayang, bila cinta itu adalah sepotong serabi…

Yang dapat dengan mudahnya kubeli..

Maka tanpa ragu akan kubeli yang banyak untukmu…

Agar kau tahu bagaimana rasanya..

Tapi, sayang…

cinta bukanlah serabi…..

yang dapat dibeli dan kuberi padamu…

cinta itu datang dari hati….

Datang dengan caranya sendiri…

Kau tak dapat memaksanya ada…

Ataupun menyuruhnya pergi…

Bila kau tak ingin hadirnya lagi….

Tunggulah hingga waktunya tiba….

Cinta itu akan menghampirimu tanpa kau minta….:)

Kisah di balik puisi:

Sejak saya kanak-kanak, mama selalu berusaha memenuhi keinginan saya. Hampir tidak pernah saya mendengar kata tidak keluar dari mulut beliau. Apalagi beliau tahu bahwa keinginan saya itu juga pada akhirnya untuk kebaikan saya sendiri. Namun, ada satu permintaan saya yang tak bisa beliau penuhi, yaitu keinginan saya untuk menemukan cinta. Menurut beliau tidak seperti benda, cinta itu melibatkan dua hati. Saya dan pasangan. Bagaimana beliau bisa memaksa dua orang untuk saling jatuh hati. Dan bila dipaksa apakah akhirnya bahagia? Karena beliau ingin yang terbaik buat saya, seseorang yang saya cintai dan mencintai saya atas kesadaran sendiri. “Bersabar hingga waktunya tiba”, begitu selalu pesan beliau. Kini, penantian saya berakhir. “Dia” datang dengan caranya sendiri, di waktu yang tak pernah saya duga sebelumnya dan membuat saya merasakan indahnya berbagi J.

0 komentar:

Posting Komentar

 
design by Grumpy Cow Graphics | Distributed by Deluxe Templates