Desember 07, 2008

Plain life ( Siapa Sebenarnya yang Alien ?)

Plain Life ( Siapa Sebenarnya yang alien ? J)

Dulu ketika kuliah saya dan teman-teman sering meributkan mengenai kehidupan kami sebagai anak FK yang rasanya begitu membosankan, hanya sekitar itu-itu saja. Salah satu diskusi yang masih saya ingat adalah diskusi yang dilakukan saat kami praktikum akupuntur ( jangan salah, di kedokteran ada juga pelajaran mengenai akupuntur yang menjadi salah satu mata kuliah pilihan )

“ Nyadar ga siy kalau hidup kita hanya itu-itu saja ? “ itulah pertanyaan pembuka obrolan kami berempat ( Saya-Heksa-Ira-Sient) di sela-sela diskusi akupuntur. Di saat kelompok di depan asyik mempresentasikan diagnosis dan hasil temuan mereka terhadap kasus yang diberikan, menjelaskan tentang sindroma Yin dan Yang, sindroma Xu dan Shi, teori kelainan organ dan meridien yang ada 12 itu beserta daerah – daerah tempat tusukan-tusukan jarum akupuntur yang dianjurkan, kami berempat malah asyik membicarakan hal yang lain ( sebagai kelompok 1 yang presentasi pertama kali, kami merasa bebas untuk sedikit mengobrol. Ini jangan ditiru :p). Diskusi kecil kami hari itu mengenai lingkaran hidup kami yang hanya itu dan seputar itu saja.

“ Bayangkan kita ini cuma muter-muter antara kampus-kost-beli makan-tempat fotokopi-dan terakhir mall ( Galeria, Malioboro, dan Ambarukmo Plaza ) sebagai hiburan di akhir minggu dan di waktu senggang. “ Bosan banget kan ? “ Dengan antusias Sient menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Ira tadi. Kemudian Heksa menimpali “ Iya, dari Senin sampai Jumat kuliah ( di kampus kami biasanya Sabtu kosong, bila ada kuliah pun biasanya merupakan kuliah tambahan atau pengganti ), muter-muter di kampus ( Gedung B,C,E,G ), praktikum di lab, Sabtu-Minggu libur lalu refreshing di mall, kalo ga Gale ( Galeria ), Amplaz ( Ambarukmo Plaza ), atau Malio ( Malioboro ). That’s it. Ketemu orang yang itu-itu saja, temen-temen sekampus, bapak penjaga parkir, bapak di pengajaran, Satpam Kampus, Eko dan Aa’ ( itu adalah dua nama penjaga kantin langganan kami J ). Kita sama sekali ga sempat ketemu orang baru, apalagi yang namanya pria baru.

“Nah giliran ada waktu luang, di saat kita tidak kemana-mana, tidak jalan-jalan atau ngapain, kita hanya memilih diam di kost-an dan tidur “, Kata Sient sambil sesekali matanya melirik ke depan untuk melihat kelompok di depan yang sedang presentasi. Dalam hati saya berkata “ How pathetic we are. Hah, can we get better ?”

“Makanya ga heran kalau putaran kisah asmara anak-anak ya itu-itu saja. Terbatas di lingkungan kampus. Pacaran dengan teman seangkatan ( beuh, yang ini banyak banget. Mungkin hampir 70% jadian dengan seangkatan J ), kalau ga dengan seangkatan ya dengan kakak tingkat atau bisa juga adik tingkat.” Akhirnya setelah sekian lama mendengarkan, saya pun ikut berkomentar. Wajar dan bisa dimengerti dengan putaran kehidupan yang seperti itu, kapan kesempatan kami untuk bertemu dengan orang-orang baru ( baca pria baru ) di luar lingkungan kami ? Suatu hal yang sangat mustahil bila tiba-tiba di suatu malam bulan purnama turun seorag pria tampan dari langit menghampiri kami. Kalaupun misalnya ada pangeran tampan yang tiba-tiba datang dan mengetok jendela kamar, pasti kami akan berpikir ini manusia atau makhluk lain ? Dan yang ada bukannya mendekat kami malah akan lari ketakutan :P.

“ Seandainya pun ada-ada pria lain di luar kampus ( yang nyata tentunya J ). Itu kebanyakan teman-teman bawaan dari jaman dahulu kala ( teman dari TK, SD, SMP, SMA, yah bisa dikatakan teman dari sekampung halaman deh ). Jarang banget ada orang baru.” Komentar saya tadi mengakhiri diskusi kami pada hari itu karena pada saat yang bersamaan kelompok yang di depan juga telah mengakhiri presentasinya dengan memberikan kesimpulan dari skenario kasus mereka tentang sindroma organ limpa kelebihan Xi oleh karena PPL dingin ( mungkin kapan-kapan saya akan menulis sedikit mengenai akupuntur hasil dari kuliah saya selama satu semester J ). Sementara kesimpulan akhir dari diskusi kami berempat belum ada J.

Mungkin itulah jawaban mengapa kami ( anak FK ) dulu dicap individualis oleh anak fakultas lain yang ada di kampus. Karena kehidupan kami yang hanya berkutat di tempat yang sama membuat jalinan pertemanan kami menjadi terbatas. Tidak ada waktu untuk nongkrong di kantin lain selain kantin langganan. Selain takut merasa terasing dan terlihat seperti alien atau sebagian dari teman saya menganggap anak fakultas lain sebagai alien. Jadi ingat lagunya “The Upstairs”, yang judulnya kalau tidak salah begini ..” Mereka bilang kita dari Mars atau mereka yang makhluk Mars..” ( Maaf bila judulnya kurang tepat, saya lupa karena lagu itu sudah lama sekali saya dengar J).

Menurut saya, itu juga salah satu alasan mengapa banyak dokter yang akhirnya menikah dengan sesama dokter. Tidak sempat mencari yang lain, jadi daripada gak ada sama sekali mending sama dia aja J. Yah, selain karena faktor mungkin itu memang sudah jodohnya J. Tapi, mungkin seandainya diperbolehkan memilih dan ada kesempatan, kami akan mencoba menjalin pertemanan dan hubungan dengan orang baru, seperti yang saya lakukan saat ini J.

0 komentar:

Posting Komentar

 
design by Grumpy Cow Graphics | Distributed by Deluxe Templates